Pages

Jumat, 06 Desember 2013

28 Minggu Setelahnya~

                28 minggu itu bukan waktu yang sebentar untuk menimbulkan, mempertahankan dan menghilangkan rasa. Namun, bukan pula waktu yang panjang untuk menyukseskan itu semua  secara bersamaan. Atau tidak untuk sebagian orang. Mungkin dia teramat mudah untuk menghilangkan rasa karena memang tidak ada usaha untuk menimbulkan rasa itu sejak awal.  Tapi tidak untukku. Aku slalu berusaha dari awal perjalanan 28 minggu lalu yang kini hany berjalan seperti biasa tanpa ada yang istimewa. Usaha penimbulan rasa yang teramat mudah kulewati. Bahkan, aku tidak memerlukan 1/3 bagian dari waktu yang ada. Tidak, 1 minggupun tidak kugunakan sepenuhnya. Aku hanya perlu menata tempat untuk meletakkan rasa itu.

Entah, mengapa begitu mudah bagiku untuk meletakkan rasa yang kau ciptakan pada tempat-tempat persediaanku. Sebegitu bodohkah aku yang dengan mudah menarik kesimpulan mengenai rasa yang kau ciptakan untukku itu? Tapi mengapa kau begitu jahat? Membiarkanku meletakkan itu lebih dalam dan lebih dalam. Apa kau tak mengerti aku yang terlalu mudah untuk mempercayai orang, terlebih orang baik pembuat nyaman sepertimu? Apa kau juga tak tau mengenai aku yang selalu berfikir bahwa menghilangkan rasa adalah siksa? Kau tak mengerti atau kau pura-pura tidak mengerti? Aku bukan orang-orang terdahulumu yang dengan mudahnya menghilangkan seluruh rasa serta sosok mengenai dirimu. Aku juga tidak sama dengan mereka yang dengan teramat mudahnya merelakan dan mencari sosok penggantimu.
Kalau aku boleh memohon pada Tuhan. Aku ingin seperti orang terdahulumu itu. Aku ingin seperti mereka yang teramat mudah untuk menghilangkan, melepaskan dan merelakan. Aku terlalu lemah untuk terus dan selalu bertahan dengan rasa yang kau ciptakan, yang tak kunjung pergi ini. Entah, mengapa Tuhan tak segera mengirimkan malaikatNya untuk membantuku melepaskan rasa ini. Apakah mungkin Tuhan menginginkan aku untuk menyukseskan 3 tahapan utama itu dengan sempurna? Iya, Tuhan mengerti jauh lebih banyak mengenai diriku dibanding denganku. Tapi, apakah Tuhan tidak mengerti tentang sakit yang timbul akibat rasa ini? Apakah Tuhan sengaja membiarkanku merasakan rasa penimbul sakit ini lebih lama lagi?
Sekitar 200 hari kau permainkan rasa yang kau ciptakan sendiri. Frekuensi yang selalu kau naik turunkan, menimbulkan keinginan untuk merealisasikan tahapan akhir itu. Menghilangkan. Tidak hanya rasa yang ingin kuhilangkan. Ingin pula kuhilangkan sosok dan bayanganmu serta mimpiku yang berkaitan denganmu. Ingin kuhapus dan kubuka awal hidupku tanpa kehadiran sosokmu. Cukup lupakan dan bangkit. Sesederhana itu. Tapi, bahkan hal sesederhana itupun teramat sulit untuk kuwujudkan.
Kau tau maksudku, kan? Aku ingin menghapus sosokmu, namun aku belum sanggup untuk melakukan itu dengan sempurna. Aku tau kau terganggu dengan rasa yang kau ciptakan ini, yang tak segera kubuang jauh. Aku paham. Aku akan lakukan itu dengan segera. Aku ingin membuatmu nyaman dengan apa yang ada denganku tanpa menghiraukan rasa yang pernah ada itu sedikitpun. Aku tidak ingin kita hilang kontak hanya karena rasa ini. Aku tidak ingin bermusuhan denganmu. Aku ingin menjadi bagian dari temanmu. Aku ingin menjadi tempat berbagimu. Tempat yang bisa kau gunakan untuk melegakan bebanmu yang mungkin akan ditimbulkan oleh orang-orang  barumu. Iya, tentu saja. Akan kulakukan itu setelah aku sukses berat dalam melepaskan dan merelakan rasa dan sosokmu ini. Tunggu saja.


6 Desember 2013

0 komentar:

Posting Komentar