28
minggu itu bukan waktu yang sebentar untuk menimbulkan, mempertahankan dan
menghilangkan rasa. Namun, bukan pula waktu yang panjang untuk menyukseskan itu
semua secara bersamaan. Atau tidak untuk
sebagian orang. Mungkin dia teramat mudah untuk menghilangkan rasa karena
memang tidak ada usaha untuk menimbulkan rasa itu sejak awal. Tapi tidak untukku. Aku slalu berusaha dari
awal perjalanan 28 minggu lalu yang kini hany berjalan seperti biasa tanpa ada
yang istimewa. Usaha penimbulan rasa yang teramat mudah kulewati. Bahkan, aku
tidak memerlukan 1/3 bagian dari waktu yang ada. Tidak, 1 minggupun tidak
kugunakan sepenuhnya. Aku hanya perlu menata tempat untuk meletakkan rasa itu.
Entah, mengapa begitu mudah
bagiku untuk meletakkan rasa yang kau ciptakan pada tempat-tempat
persediaanku. Sebegitu bodohkah aku yang dengan mudah menarik kesimpulan
mengenai rasa yang kau ciptakan untukku itu? Tapi mengapa kau begitu jahat?
Membiarkanku meletakkan itu lebih dalam dan lebih dalam. Apa kau tak mengerti
aku yang terlalu mudah untuk mempercayai orang, terlebih orang baik pembuat
nyaman sepertimu? Apa kau juga tak tau mengenai aku yang selalu berfikir bahwa
menghilangkan rasa adalah siksa? Kau tak mengerti atau kau pura-pura tidak mengerti? Aku bukan orang-orang terdahulumu yang dengan mudahnya menghilangkan seluruh rasa serta sosok mengenai dirimu. Aku juga tidak sama
dengan mereka yang dengan teramat mudahnya merelakan dan mencari sosok
penggantimu.
Kalau aku boleh memohon pada
Tuhan. Aku ingin seperti orang terdahulumu itu. Aku ingin seperti mereka yang
teramat mudah untuk menghilangkan, melepaskan dan merelakan. Aku terlalu lemah untuk
terus dan selalu bertahan dengan rasa yang kau ciptakan, yang tak kunjung pergi
ini. Entah, mengapa Tuhan tak segera mengirimkan malaikatNya untuk membantuku
melepaskan rasa ini. Apakah mungkin Tuhan menginginkan aku untuk menyukseskan 3
tahapan utama itu dengan sempurna? Iya, Tuhan mengerti jauh lebih banyak
mengenai diriku dibanding denganku. Tapi, apakah Tuhan tidak mengerti tentang
sakit yang timbul akibat rasa ini? Apakah Tuhan sengaja membiarkanku merasakan
rasa penimbul sakit ini lebih lama lagi?
Sekitar 200 hari kau permainkan
rasa yang kau ciptakan sendiri. Frekuensi yang selalu kau naik turunkan,
menimbulkan keinginan untuk merealisasikan tahapan akhir itu. Menghilangkan.
Tidak hanya rasa yang ingin kuhilangkan. Ingin pula kuhilangkan sosok dan bayanganmu
serta mimpiku yang berkaitan denganmu. Ingin kuhapus dan kubuka awal hidupku
tanpa kehadiran sosokmu. Cukup lupakan dan bangkit. Sesederhana itu. Tapi,
bahkan hal sesederhana itupun teramat sulit untuk kuwujudkan.
Kau tau maksudku, kan? Aku ingin
menghapus sosokmu, namun aku belum sanggup untuk melakukan itu dengan sempurna.
Aku tau kau terganggu dengan rasa yang kau ciptakan ini, yang tak segera
kubuang jauh. Aku paham. Aku akan lakukan itu dengan segera. Aku ingin
membuatmu nyaman dengan apa yang ada denganku tanpa menghiraukan rasa yang
pernah ada itu sedikitpun. Aku tidak ingin kita hilang kontak hanya karena rasa
ini. Aku tidak ingin bermusuhan denganmu. Aku ingin menjadi bagian dari
temanmu. Aku ingin menjadi tempat
berbagimu. Tempat yang bisa kau gunakan untuk melegakan bebanmu yang mungkin
akan ditimbulkan oleh orang-orang
barumu. Iya, tentu saja. Akan kulakukan itu setelah aku sukses berat
dalam melepaskan dan merelakan rasa dan sosokmu ini. Tunggu saja.
6
Desember 2013
0 komentar:
Posting Komentar